Skip to main content

Evaluasi Tari Barong Bali (Wiraga Wirama Wirasa)


Evaluasi Tari Barong

Jenis Tari : Ritual dan Upacara Persembahan
Jenis panggung : prosenium 
Jenis ini memungkinkan penari dilihat dari sudut pandang 180° ,tempat duduk juga berundak seperti Colosseum sehingga memungkinkan untuk menampung lebih banyak penonton.
Manajemen waktu nya juga baik disiplin dan tepat waktu.

Wiraga
Ketrampilan :  penari merupakan penari profesional dengan jam terbang pada sehingga dapat disimpulkan bahwa penari sudah mahir dan menguasai gerakan bahkan alur dari cerita tari tersebut.
Ketuntasan dan kemudahan bergerak : jenis panggung prosenium memudahkan penari untuk bergerak dengan leluasa dan menuntaskan gerakannya dengan mudah.

Wirama 
Kesesuaian dengan irama : gerakan penari sudah sesuai dalam hal gerakan. Banyak gerakan berupa perkelahian namun penari masih selaras dengan irama gendingnya dan gerakan tari khas Bali di mana penari sudah mampu menguasai semuanya.
Kesesuaian dengan tempo :  penari sudah selaras dengan tempo dan ketukan yang mengiringinya yaitu iringan Gending Jawa yang menambah kesan mistis dan sakral pada tari barong.

Wirasa
Kesesuaian gerak dengan isi tari :  gerakan yang dilakukan penari sudah sesuai dengan isi tari yang merupakan tari ritual yang melambangkan pertikaian antara dua unsur.
Kesesuaian dengan busana : busana yang digunakan oleh penari sudah sesuai dengan masing-masing peran dan tokoh dalam alur cerita tari barong.
Kesesuaian dengan ekspresi : penari merupakan penari profesional yang sudah Mahir dalam hal bermain ekspresi dan mimik wajah sehingga sesuai dengan peran.

Sinopsis
Tarian Barong menggambarkan pertarungan antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan”. Barong adalah makhluk mithologi melukiskan “Kebajikan” dan Rangdaadalah yang maha dahsyat menggambarkan “Kebatilan”.
GENDING PEMBUKA
Barong berada didalam hutan kemudian muncul kera mendekati barong,tak begitu lama datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera kemudian berkelahi. Saat berkelahi kera berhasil memotong hidung salah seorang dari mereka.
BABAK PERTAMA
Dua orang penari muncul dengan tariannya. Mereka adalah pengikut-pengikut dari Rangda yang sedang mencari pengikut-pengikut Dewi Kunti. Pengikut-pengikut Dewi Kunti tersebut sedang dalam perjalanan untuk menemui Patihnya.
BABAK KEDUA
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba dihadapan Patih. Salah satu pengikut Rangda berubah menjadi setan (Semacam Rangda) dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui Patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunti.
BABAK KETIGA
Sahadewa adalah anak dari Dewi Kunti. Dewi Kunti berjanji akan menyerahkan Sahadewa kepada Rangda sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi setan memasukkan roh jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknya serta memerintahkan kepada Patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan Patih tersebut tak luput dari kemasukkan roh jahat oleh setan mengikuti perintah Dewi Kunti membuang Sahadewa ke hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Rangda.
BABAK KEEMPAT
Dewa Siwa datang,ia memberikan keabadian kepada Sahadewa tanpa sepengetahuan Rangda. Tak lama kemudian Rangda datang untuk membunuh Sahadewa tapi betapa terkejutnya Rangda yang tak berhasil membunuh Sahadewa yang telah diberi kekebalan yang dianugrahi oleh Dewa Siwa. Karena putus asa,Rangda menyerah kepada Sahadewa. Dia memohon untuk diselamatkan agar dapat masuk surga. Permintaan tersebut dipenuhi oleh Sahadewa. Akhirnya Rangda masuk surga.
BABAK KELIMA
Kalika adalah seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa. Terjadi perkelahian antara Kalika dan Rangda. Kalika berubah menjadi “Babi Hutan”. Didalam pertarungan antara tersebut Sahadewa mendapat kemenangan. Kalika(Babi hutan) tidak putus asa. Dia berubah menjadi “Burung” tetapi tetap bisa dikalahkan oleh Sahadewa. Dan akhirnya Kalika(Burung) berubah rupa menjadi Rangda. Kerena Rangda sangat sakti maka Sahadewa berubah menjadi Barong. Karena sama-sama sakti pertarungan antara Barong melawan Rangda tersebut tidak ada yang menang. Dengan demikian pertarungan ini berlangsung terus abadi antara “Kebajikan” melawan “Kebatilan”. Pengikut-pengikut Sahadewa(Barong) dengan membawa keris ikut melawan Rangda. Mereka semua tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Sang Rangda. Karena kagum pada kesaktian Rangda maka pengikut-pengikut Barong menujuk dada mereka dengan keris yang mereka bawa. Pertunjukan diakhiri dengan penujukan keris ke dada tersebut. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa pengikut Barong juga kuat seperti halnya Rangda.

Comments

Paling Banyak Dicari

Contoh Resensi Novel

Judul resensi : Misteri Takdir Tuhan Identitas resensi Judul buku : Di Atas Singgasana Cinta Penulis : Syiffanis Amaar Penerbit : Tinta Median Tahun Terbit : 2017 Kota Terbit : Solo Tebak : x, 270 halaman (20 cm) ISBN : 978-602-0894-66-9 Mahes Adi Saputra adalah mahasiswa di Universitas Leiden, ia ditemukan oleh Bu Anna, perempuan pemilik panti asuhan tempat dimana Mahes dibesarkan.Amna adalah gadis pujaan Mahes, ia menunggu Mahes untuk melamarnya. Namun orang tua nya meminta agar Amna menikah dengan Rasyid. Mau tidak mau Amna menarima Rasyid. Sheerin adalah mahasisiwi yang dikenal dengan ketidak disipilinanya, ia selalu datang telat ketika mata kuliah psikologi yang di ajarkan oleh Pak JonnyArkam adalah tetangga apartemen dimana Mahes tinggal sementara , ia selalu bersikap kurang baik jika berpapasan dengan Mahes. Ia seperti menyembunyikan sesuatu..Setelah mengetahui bahwa Arkam adalah abang kandungnya, Mahes menyampaikan kepada Arkam. Tetapi ada yang salah dengan Arkam,...