Di era milenial ini tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan istilah pacaran. Belakang muncul klaim dari para remaja tentang pacaran islami, bahkan muncul kosa kata khusus, diantaranya seperti : akhi, ukhty; yang biasa dipakai oleh anak remaja untuk mengganti kata panggil 'sayang' agar terlihat lebih agamis. Namun, benarkah ada pacaran islami?
Di sini penulis akan mencoba memaparkan persoalan ini, baik dari segi agama maupun dari segi sosial-budaya agar kita dapat menemukan benang merah dan mencari jalan tengah dari duduk persoalan yang dibahas.
Pengertian pacaran menurut para ahli
Asal muasal pacaran dalam sosial-budaya
Budaya pacaran juga dikenal oleh masyarakat Eropa sebagai usaha 'perlawanan' atas budaya perjodohan yang sudah menjadi tradisi kala itu. Kepedihan tradisi perjodohan tersebut banyak dilukiskan oleh sastrawan abad 17-19 an, salah satu contohnya adalah sastrawan terkenal Kahlil Gibran yang melukiskan pedihnya tradisi perjodohan serta nepotisme para pemimpin agama dalam buku fenomenalnya 'Al-Ajnihah al-mutakassirah' atau lebih dikenal dengan 'The Broken Wings'. Pacaran di Eropa mulai merebak usai pecahnya Perang Dunia pertama. Saat itu apabila ingin berpacaran, maka seorang pria harus mendatangi orangtua si gadis untuk meminta izin menjalin hubungan dengan si gadis.
Pacaran pada era milenial telah mengalami pergeseran yang sangat jauh. Kita dapat menarik kesimpulan dari dua budaya yang telah disebutkan di atas bahwasannya pacaran pada abad 17-19 merupakan sebuah hubungan yang diikat kuat oleh tradisi. Ini mungkin terjadi akibat pengaruh agama Islam yang kuat saat itu, dimana Kesultanan Ottoma masih berjaya dan menjadi salah satu negara adikuasa setelah menaklukan Konstantinopel. Pendapat tersebut berlandaskan pemahaman bahwa Islam sangat menutup erat pintu perzinahan, dimana dalam Islam hanya memperbolehkan proses perkenalan yang disebut ta'aruf. Budaya ta'aruf ini sepertinya tidak hanya mengakar pada masyarakat muslim kala itu, namun pada bangsa Eropa yang mengawasi ketat anak perempuan mereka.
Pacaran dalam Islam
Kita mengetahui secara pasti bahwa hukum asal semua muamalah adalah mubah/boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya. Dalam masalah pacaran, ulama kontemporer menghukuminya sebagai haram dengan landasan Q.S. Al Isra ayat 32.
Namun, menurut penulis penyebab hukum keharaman tersebut adalah proses dan isi dari pacaran gaya milenial yang di dalamnya melanggar syari'at Islam, seperti : berduaan, berpegangan tangan, berciuman, hingga melakukan hubungan suami-istri.
Bagaimana dengan istilah pacaran islami?
Mungkin istilah ini lebih merujuk pada tradisi zaman dahulu (jika dilihat dari klaim mereka), walaupun menurut sebagian penulis artikel tentang hukum haramnya pacaran; bahwasannya tidak ada yang namanya pacaran islami. Namun di sini penulis tidak ingin melupakan sejarah dan asal-muasal kata pacaran itu sendiri yang jika diteliti lebih jauh hal tersebut lebih menjurus pada ta'aruf yang sesuai syari'at Islam.
Kesimpulan
Kesimpulannya, penulis menyatakan bahwa pacaran dalam agama Islam adalah haram jika memuat unsur yang menyebabkan keharaman tersebut berlaku. Namun jika pacaran yang dimaksud seperti budaya Melayu, dimana si pria mendatangi rumah si wanita untuk meminta restu dari orangtua-nya maka hal tersebut lebih menjurus pada ta'aruf yang tidak dilarang; dimana kata pacaran dalam konteks tersebut berarti memakai pacar/pewarna kuku.
Terakhir, agar kita tidak terjerumus pada dosa; penulis menyarankan pada muda-mudi yang sama-sama telah mengetahui perasaan masing-masing agar membuat komitmen saja, tanpa diimbuhi embel-embel pacaran (perilaku pacaran); contoh dalam hal ini seperti "saya berjanji akan melamar kamu pada tahun X atau pada usia X, saya harap agar kamu sabar untuk menunggu". Jika ingin menggunakan emebel-embel pacaran maka sebaiknya lakukan seperti budaya Melayu, datangi orangtua si gadis dan katakan bahwa anda serius untuk berhubungan dengan si gadis, tanpa diimbuhi perilaku pacaran yang dilarang oleh agama.
Semoga Allah menjaga kita semua dari dosa.
Source:
Al-Qur'an
Lenggono, Budi. Artikel Pengaruh Pacaran pada Remaja, Kompasiana, 2016. https://www.kompasiana.com/budilenggono/57215cc1b49273f004449b53/artikel-pengaruh-pacaran-pada-remaja
Khadafi, Aditia. Asal Muasal Pacaran, Kompasiana, 2014. https://www.kompasiana.com/aditiakhadafi/54f5e0aba33311156f8b4584/asal-muasal-pacaran
Ava, Hikari. Wow! Inilah 4 Fakta Sejarah tentang Pacaran yang Jarang Diketahui, IDN TIMES, 2018. https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/life/relationship/amp/agus-susanto/inilah-4-fakta-sejarah-tentang-pacaran-yang-jarang-diketahui-c1c2
Editor. Begini Hukum Berpacaran Menurut Pandangan Islam, Makassar Today, 2016. https://www.google.com/amp/makassartoday.com/2017/02/03/begini-hukum-berpacaran-menurut-pandangan-islam/amp/
Comments
Post a Comment