Skip to main content

Perang Nuklir Asia Pecah!! India vs Pakistan Itu Salah Siapa?!

Konflik India dan Pakistan terkait Wilayah Kashmir

Perang India vs Pakistan : Kashmir Saksi Bisu Kejahatan Kolonialisme Barat!

Di tahun 2025, dunia kembali menyaksikan babak baru dari konflik berkepanjangan antara India dan Pakistan di Kashmir. Ledakan mengguncang perbatasan, kepulan asap membumbung tinggi di langit Poonch, dan sirene peringatan berbunyi tanpa henti. Serangan artileri yang dilancarkan India ke wilayah yang dikuasai Pakistan menandai eskalasi terbaru dalam ketegangan yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Di media sosial, tagar #KashmirUnderFire dan #IndiaPakistanWar2025 menjadi trending global. Warga sipil berlarian mencari perlindungan, sementara dunia internasional menahan napas, khawatir akan dampak dari dua negara bersenjata nuklir yang kini berada di ambang perang terbuka. Pemerintah India mengklaim serangan ini ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur teroris di wilayah Pakistan, tetapi Pakistan membantah keras, menyebut serangan tersebut sebagai agresi terhadap warga sipil.

Ketegangan semakin meningkat setelah Pakistan meluncurkan serangan udara balasan melalui Operasi Bunyanun Marsoos, menargetkan pangkalan militer India dan sistem pertahanan udara S-400. Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif bersumpah akan memberikan balasan setimpal, sementara India menutup 24 bandara sebagai langkah antisipasi3.

Di tengah kekacauan ini, dunia bertanya-tanya: Apakah ini hanya episode lain dari konflik Kashmir, atau awal dari sesuatu yang jauh lebih besar?

Akar Permasalahan Sejarah

Konflik berkepanjangan antara India dan Pakistan terkait wilayah Kashmir memiliki akar sejarah yang mendalam, berawal dari periode kolonial di kawasan Asia Selatan. Wilayah Kashmir, yang membentang seluas 86.000 mil persegi di ujung utara anak benua India, menjadi pusat sengketa antara dua negara bertetangga ini.

Pada tahun 1947, ketika India dan Pakistan merdeka dari Inggris, kedua negara baru tersebut mengklaim kedaulatan atas Kashmir, sebuah wilayah mayoritas Muslim yang sebelumnya merupakan kerajaan otonom. Konflik ini berakar pada ketegangan yang ditinggalkan oleh pemerintahan kolonial Inggris, yang selama berabad-abad—dari abad ke-17 hingga ke-20—mengendalikan sebagian besar wilayah anak benua India.

Awalnya, Inggris memerintah melalui Perusahaan Hindia Timur Britania, sebuah perusahaan dagang yang memiliki kekuatan politik dan militer. Namun, setelah pemberontakan besar pada tahun 1857, kendali atas India diambil alih langsung oleh pemerintah Inggris melalui sistem Raj Britania pada tahun 1858. Seiring waktu, kekuatan kolonial Inggris mulai melemah, terutama setelah Perang Dunia II, yang menguras sumber daya dan kekuatan militer mereka. Gerakan nasionalis lokal semakin kuat, dipimpin oleh para tokoh seperti Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru di India, serta Mohammad Ali Jinnah dari Liga Muslim India. Sistem pemilihan terpisah yang diterapkan Inggris untuk Muslim, yang semula dimaksudkan untuk melindungi hak-hak mereka, justru memperdalam perpecahan antara komunitas Hindu dan Muslim. Mohammad Ali Jinnah kemudian memperjuangkan gagasan pembentukan negara terpisah bagi umat Muslim, yang akhirnya dikenal sebagai Pakistan. Pada tahun 1945, Jinnah secara tegas menyatakan bahwa Inggris harus mempertimbangkan pembagian India menjadi dua negara, yaitu Pakistan dan Hindustan (India), untuk menjamin kebebasan kedua bangsa tersebut.

Ketegangan Muncul

Ketegangan antar komunitas berujung pada kekerasan besar-besaran di seluruh wilayah India Britania, dengan puluhan ribu korban jiwa. Solusi pembagian wilayah berdasarkan agama dianggap sebagai jalan keluar terbaik. Pada 14 Agustus 1947, Pakistan mendeklarasikan kemerdekaannya sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, diikuti oleh kemerdekaan India pada 15 Agustus 1947.

Dalam pembagian yang tergesa-gesa itu, lebih dari 550 negara kerajaan yang tidak diperintah langsung oleh Inggris diberi pilihan: bergabung dengan India atau Pakistan, atau tetap merdeka. Negara kerajaan Jammu dan Kashmir, dengan mayoritas penduduk Muslim, dipimpin oleh Maharaja Hari Singh, seorang Hindu. Berbeda dengan kebanyakan penguasa lain, Singh berambisi menjadikan Kashmir negara merdeka. Ia bahkan menandatangani perjanjian standstill dengan Pakistan untuk menjaga hubungan dagang dan perjalanan, namun tidak dengan India.

Namun, di tengah gejolak pasca-pemisahan, Pakistan mulai menekan Kashmir untuk bergabung. Pemberontak pro-Pakistan yang didanai Pakistan merebut sebagian wilayah barat. Situasi memburuk pada September 1947 saat suku Pashtun dari Pakistan menyerbu Kashmir. Terdesak oleh keadaan, Maharaja Singh meminta bantuan militer India. India bersedia membantu, namun dengan syarat: Kashmir harus bergabung dengan India.

Menghadapi invasi, Singh pun setuju. Pada Oktober 1947, ia menandatangani Instrument of Accession (Instrumen Aksesi), secara resmi menyatukan Kashmir dengan Dominion India. Kashmir diberikan status khusus dalam konstitusi India, menjamin otonomi kecuali dalam hal komunikasi, urusan luar negeri, dan pertahanan. Status khusus ini, yang menjadi sumber perdebatan, kemudian dicabut oleh pemerintah India pada Agustus 2019. Keputusan krusial Maharaja Singh inilah yang menjadi pemicu puluhan dekade konflik mematikan di wilayah sengketa tersebut, termasuk dua perang besar dan pemberontakan yang tak kunjung usai.

Gelombang Kekerasan dan Titik Balik

Pada tahun 1989, seperti dilansir Global Conflict Tracker, Pakistan memanfaatkan gerakan perlawanan di Kashmir yang dikelola India, menghidupkan kembali ketegangan dan kekerasan komunal. Meskipun ada komitmen terhadap LOC tahun 1999, Perang Kargil pecah ketika tentara Pakistan melintasi garis tersebut. Sejak gencatan senjata tahun 2003, kedua negara rutin bertukar tembakan di perbatasan. Kekhawatiran perang meningkat setelah serangan Mumbai pada 26 November 2008, menewaskan 166 orang, termasuk 6 warga Amerika, yang disalahkan pada Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berbasis di Pakistan.

Optimisme singkat muncul tahun 2014 saat PM India Narendra Modi mengundang PM Pakistan Nawaz Sharif, namun hubungan memburuk pada Agustus 2014 ketika India membatalkan pembicaraan. Momentum perdamaian terhenti pada September 2016 akibat serangan militan di Uri, menewaskan delapan belas tentara India. India mengklaim "serangan bedah", sementara Pakistan membantah.

Pada Februari 2019, serangan di Pulwama menewaskan sedikitnya empat puluh tentara, diklaim oleh JeM. India membalas dengan serangan udara di Pakistan, diikuti serangan udara Pakistan di Kashmir, yang meningkat menjadi pertempuran udara. Pada Agustus 2019, India mencabut Pasal 370 konstitusi, menghapus status khusus Jammu dan Kashmir. Langkah ini memicu protes besar, penguncian wilayah, dan ketegangan diplomatik antara kedua negara.

Sumber: National Geographic

Comments

Paling Banyak Dicari

Evaluasi Tari Barong Bali (Wiraga Wirama Wirasa)

Evaluasi Tari Barong Jenis Tari : Ritual dan Upacara Persembahan Jenis panggung : prosenium  Jenis ini memungkinkan penari dilihat dari sudut pandang 180° ,tempat duduk juga berundak seperti Colosseum sehingga memungkinkan untuk menampung lebih banyak penonton. Manajemen waktu nya juga baik disiplin dan tepat waktu. Wiraga Ketrampilan :  penari merupakan penari profesional dengan jam terbang pada sehingga dapat disimpulkan bahwa penari sudah mahir dan menguasai gerakan bahkan alur dari cerita tari tersebut. Ketuntasan dan kemudahan bergerak : jenis panggung prosenium memudahkan penari untuk bergerak dengan leluasa dan menuntaskan gerakannya dengan mudah. Wirama   Kesesuaian dengan irama : gerakan penari sudah sesuai dalam hal gerakan. Banyak gerakan berupa perkelahian namun penari masih selaras dengan irama gendingnya dan gerakan tari khas Bali di mana penari sudah mampu menguasai semuanya. Kesesuaian dengan tempo :  penari sudah sel...

Contoh Resensi Novel

Judul resensi : Misteri Takdir Tuhan Identitas resensi Judul buku : Di Atas Singgasana Cinta Penulis : Syiffanis Amaar Penerbit : Tinta Median Tahun Terbit : 2017 Kota Terbit : Solo Tebak : x, 270 halaman (20 cm) ISBN : 978-602-0894-66-9 Mahes Adi Saputra adalah mahasiswa di Universitas Leiden, ia ditemukan oleh Bu Anna, perempuan pemilik panti asuhan tempat dimana Mahes dibesarkan.Amna adalah gadis pujaan Mahes, ia menunggu Mahes untuk melamarnya. Namun orang tua nya meminta agar Amna menikah dengan Rasyid. Mau tidak mau Amna menarima Rasyid. Sheerin adalah mahasisiwi yang dikenal dengan ketidak disipilinanya, ia selalu datang telat ketika mata kuliah psikologi yang di ajarkan oleh Pak JonnyArkam adalah tetangga apartemen dimana Mahes tinggal sementara , ia selalu bersikap kurang baik jika berpapasan dengan Mahes. Ia seperti menyembunyikan sesuatu..Setelah mengetahui bahwa Arkam adalah abang kandungnya, Mahes menyampaikan kepada Arkam. Tetapi ada yang salah dengan Arkam,...